Program MBG Serap 68.000 Pekerja, Mayoritas Ibu Rumah Tangga

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berhasil menyerap 68.000 tenaga kerja di seluruh Indonesia melalui 1.785 unit layanan gizi, yang sebagian besar diisi oleh ibu rumah tangga sebagai pekerja MBG.

Program MBG Serap 68.000 Pekerja, Mayoritas Ibu Rumah Tangga

Menariknya, lebih dari 60 persen pekerja adalah ibu rumah tangga yang kini memiliki pendapatan tetap minimal Rp 2 juta per bulan. Selain memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sekolah, program ini juga menjadi solusi nyata dalam pemberdayaan ekonomi keluarga dan pengentasan kemiskinan.

Sistem pembayaran transparan dan efisien turut mendukung keberlanjutan program secara menyeluruh. Di bawah ini akan membahas bagaimana Program MBG berhasil memberdayakan ibu rumah tangga melalui penyediaan lapangan kerja dan sistem pengelolaan yang efisien.

tebak skor hadiah pulsa  

Peran Sentral Ibu-Ibu Dalam Unit Layanan Gizi

Program MBG dilaksanakan melalui 1.785 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di berbagai daerah. Unit ini bukan hanya sekadar dapur umum, melainkan struktur operasional penting dalam pemenuhan gizi harian siswa.

Dari jumlah total pekerja, lebih dari 60 persen adalah perempuan, terutama ibu-ibu berusia antara 30 hingga 50 tahun.  Sebelumnya hanya berperan sebagai ibu rumah tangga tanpa penghasilan, kini mereka mampu memperoleh pendapatan tetap minimal Rp 2 juta per bulan.

“Alhamdulillah kita juga sudah mempekerjakan kurang lebih dari 68.000 dan lebih dari 60 persen yang bekerja adalah ibu-ibu,” ujar Kepala BGN, Dadan Hindayana. Kehadiran para ibu ini tidak hanya memperkuat pelaksanaan program, tetapi juga menjadi simbol pemberdayaan ekonomi masyarakat secara inklusif.

Dampak Ekonomi Menuju Kemandirian Finansial

Salah satu dampak paling signifikan dari Program MBG adalah kontribusinya terhadap pemberdayaan ekonomi keluarga, terutama di kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah. Pendapatan bulanan yang diterima para ibu dari pekerjaan di SPPG menjadi sumber pemasukan baru yang stabil.

Ini memberikan mereka kemandirian finansial, daya tawar yang lebih tinggi dalam keluarga, serta akses terhadap kebutuhan dasar yang lebih baik, seperti pendidikan dan kesehatan. Selain itu, kehadiran program ini juga berkontribusi terhadap pengentasan kemiskinan.

Baca Juga:

Kepastian Pembayaran & Transparansi Operasional

Program MBG Serap 68.000 Pekerja, Mayoritas Ibu Rumah Tangga

BGN juga menekankan pentingnya kepastian pembayaran gaji kepada seluruh staf SPPG. Dadan memastikan bahwa seluruh kepala SPPG telah menerima gaji secara rutin setiap bulan. Beberapa tenaga ahli seperti Ahli Gizi dan Akuntan sempat mengalami keterlambatan pembayaran.

Hal ini terjadi bukan karena kelalaian, melainkan karena perbedaan proses rekrutmen dan administrasi. “Memang butuh waktu sampai proses administrasinya dilakukan, jadi sudah tidak ada lagi yang tidak dibayar,” ujar Dadan.

BGN menjamin bahwa seluruh proses administrasi kini sedang dipercepat agar tidak ada lagi pekerja yang mengalami keterlambatan pembayaran. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan dan semangat kerja para staf yang berada di lapangan setiap hari.

Sistem Uang Muka Untuk Efisiensi Operasional

Salah satu perubahan signifikan dalam pengelolaan program adalah sistem pendanaan untuk mitra dapur. Jika sebelumnya menggunakan sistem penggantian dana (reimburse), kini BGN telah mengimplementasikan sistem uang muka dengan periode pencairan 10 hari ke depan. Pendanaan ini dikirim melalui virtual account, dan unit hanya boleh beroperasi jika dana sudah tersedia.

“Jadi baik mitra maupun SPPG baru boleh berjalan kalau sudah ada virtual account dan sudah ada uang muka untuk 10 hari ke depan,” jelas Dadan. Sistem ini tidak hanya mempercepat proses pencairan dana operasional, tetapi juga meminimalisir risiko penyalahgunaan anggaran.

Pendekatan ini dianggap lebih profesional dan efisien, menghindari beban finansial awal pada mitra dapur yang sebelumnya harus mengeluarkan dana pribadi terlebih dahulu. Kini, mereka bisa lebih fokus menjalankan tugasnya tanpa khawatir soal dana operasional.

Kesimpulan

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya fokus pada penyediaan makanan sehat untuk anak-anak. Program ini juga menjadi penggerak ekonomi masyarakat. Sebanyak 68.000 tenaga kerja telah terserap, mayoritas adalah ibu rumah tangga. Kehadiran mereka menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan pendapatan keluarga.

Dampaknya turut mendorong upaya pengentasan kemiskinan secara nyata. Sistem pembayaran yang transparan dan pendanaan yang efisien menjadikan MBG sebagai contoh pembangunan sosial berkelanjutan. Simak dan ikuti terus DUNIA IBU IBU CANGGIH INDONESIA agar Anda tidak ketinggalan berita informasi menanarik lainnya setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari kumparan.com
  2. Gambar Kedua dari money.kompas.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *