Raden Roro, Emak-Emak Naik Mobil Komando di Aksi Indonesia Gelap
Kehadiran Raden Roro Neno dalam aksi “Indonesia Gelap” menjadi simbol bahwa perjuangan untuk perubahan dan keadilan.
Aksi ini tidak hanya dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai universitas, tetapi juga melibatkan berbagai elemen masyarakat lainnya. Salah satu sosok yang mencuri perhatian dalam aksi tersebut adalah Raden Roro Neno, seorang perempuan yang akrab disapa “emak-emak”, yang dengan penuh semangat menyampaikan orasinya dari atas mobil komando.
Kehadirannya menambah warna dan semangat dalam aksi tersebut, menunjukkan bahwa perjuangan untuk perubahan tidak mengenal batas usia atau gender.
Kehadiran Emak-Emak dalam Aksi
Keterlibatan Raden Roro Neno dalam aksi “Indonesia Gelap” menjadi simbol partisipasi aktif kaum perempuan, khususnya para ibu, dalam menyuarakan aspirasi dan keprihatinan terhadap kondisi bangsa. Sebagai anggota dari Aliansi Emak-Emak Indonesia, Neno tidak hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga mengambil peran sentral dalam menyampaikan orasi yang membakar semangat para demonstran.
Dari atas mobil komando, ia menyapa massa dengan seruan, “Hidup mahasiswa, hidup rakyat Indonesia, hidup perempuan Indonesia,” yang disambut dengan sorakan meriah dari peserta aksi.
Kritik Terhadap Program Pemerintah
Dalam orasinya, Raden Roro Neno secara tegas mengkritik program “Makan Bergizi Gratis” (MBG) yang digagas oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, meskipun program tersebut bertujuan baik, fokus utama pemerintah seharusnya diarahkan pada penyediaan pendidikan gratis yang berkualitas.
Ia berpendapat bahwa pendidikan memiliki dampak jangka panjang yang lebih signifikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dengan nada penuh semangat, Neno menyatakan, “Kalau cuma makan gratis, cuma jadi kotoran.”
Seruan untuk Melawan Oligarki
Selain mengkritik program pemerintah, Neno juga mengajak para mahasiswa dan peserta aksi lainnya untuk tidak tunduk pada kekuasaan oligarki yang, menurutnya, semakin mencengkeram Indonesia. Ia menekankan pentingnya kesadaran kolektif dalam melawan penindasan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh segelintir elit yang menguasai sumber daya negara.
Dalam orasinya, ia berujar, “Kalian adalah rakyat Indonesia asli, jangan mau diinjak-injak oleh oligarki, mereka menumpang di sini.”
Baca Juga:
Tuntutan Aksi Indonesia Gelap
Aksi “Indonesia Gelap” yang diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) membawa sejumlah tuntutan kepada pemerintah, antara lain:
- Mengkaji ulang Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025.
- Transparansi status pembangunan dan penggunaan pajak rakyat.
- Evaluasi menyeluruh terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG).
- Penolakan terhadap revisi Undang-Undang Minerba yang dianggap bermasalah.
- Penolakan terhadap dwifungsi TNI.
- Pengesahan Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset.
- Peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan secara nasional.
- Penolakan terhadap impunitas dan penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat.
- Penolakan terhadap campur tangan Jokowi dalam pemerintahan Prabowo.
Tuntutan-tuntutan ini mencerminkan keprihatinan mendalam dari berbagai elemen masyarakat terhadap arah kebijakan pemerintah saat ini.
Kritik Terhadap Kepemimpinan Nasional
Raden Roro Neno juga menyoroti kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, dengan menyatakan bahwa campur tangan mantan Presiden Jokowi masih sangat terasa dalam pemerintahan saat ini. Ia mempertanyakan kemandirian dan otoritas Prabowo sebagai pemimpin negara, serta mengkritik kebijakan yang dianggapnya tidak pro-rakyat.
Dengan lantang, Neno mempertanyakan, “Di mana kamu Prabowo, di mana ndasmu Prabowo? Bapak Prabowo kalian itu sebenarnya presiden atau presiden-presidenan?”
Dukungan Moril Kepada Mahasiswa
Sebagai seorang ibu, Neno menyampaikan dukungan penuh kepada para mahasiswa yang terlibat dalam aksi tersebut. Ia mengibaratkan dirinya sebagai “ibu kandung” yang selalu mendoakan dan mendukung perjuangan anak-anaknya dalam menegakkan keadilan dan kebenaran.
Dengan suara bergetar, ia berkata, “Wahai mahasiswaku, ini ibu kandungmu, emak ini selalu mendoakan kalian agar selalu diridhoi oleh Allah.”
Kesimpulan
Kehadiran Raden Roro Neno dalam aksi “Indonesia Gelap” menjadi simbol bahwa perjuangan untuk perubahan dan keadilan bukan hanya milik kaum muda atau mahasiswa, tetapi juga melibatkan peran aktif dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk para ibu.
Semangat dan keberaniannya dalam menyuarakan aspirasi rakyat menunjukkan bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam membentuk masa depan bangsa. Aksi ini juga mengingatkan kita akan pentingnya persatuan dan kolaborasi antar generasi dalam menghadapi tantangan dan ketidakadilan yang ada.