Penampakan Tangki Air Raksasa Miring yang Didemo Ibu-ibu Depok

Penampakan Tangki Air Raksasa Miring di RW 26, Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, mendadak memanas.

Penampakan Tangki Air Raksasa Miring yang Didemo Ibu-ibu Depok
Puluhan ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas warga setempat menggelar aksi unjuk rasa menolak keberadaan tangki air raksasa berkapasitas 10 juta liter yang dibangun oleh PT Tirta Asasta, perusahaan daerah air minum (PDAM) Kota Depok. Kekhawatiran akan potensi bahaya yang ditimbulkan oleh tangki air tersebut menjadi pemicu utama aksi protes ini.

tebak skor hadiah pulsa  

Latar Belakang Pembangunan Tangki Air Raksasa

PT Tirta Asasta merencanakan pembangunan tangki air berkapasitas besar untuk meningkatkan pasokan air bersih bagi warga Depok. Tangki ini dirancang untuk menampung hingga 10 juta liter air, dengan tujuan memenuhi kebutuhan air bersih yang semakin meningkat seiring pertumbuhan penduduk. Lokasi pembangunan tangki berada di tengah permukiman padat penduduk di RW 26, Mekar Jaya.

Namun, sejak awal pembangunan, warga sekitar telah menyuarakan kekhawatiran mereka. Mereka menilai bahwa lokasi tangki yang berada di dekat rumah-rumah warga dapat menimbulkan risiko keselamatan, terutama jika terjadi kebocoran atau kerusakan struktural pada tangki. Kekhawatiran ini semakin meningkat setelah warga melihat adanya kemiringan pada tangki yang sedang dibangun.

Aksi Protes Ibu-ibu

Pada pagi hari tanggal 11 Maret 2025, sekitar pukul 09.30 WIB, puluhan ibu-ibu yang merupakan warga RW 26 berkumpul di depan kantor PT Tirta Asasta. Mereka membawa spanduk dan poster berisi tuntutan agar pembangunan tangki air raksasa tersebut dihentikan. Salah satu spanduk bertuliskan, “Pindahkan watertank dengan kapasitas 10 juta liter air yang berpotensi membawa bencana! Kembalikan keamanan dan kenyamanan kami!”

Dalam orasinya, perwakilan warga menyampaikan bahwa mereka merasa terancam dengan keberadaan tangki air tersebut. Mereka khawatir jika terjadi kebocoran atau tangki tersebut roboh, maka air dalam jumlah besar dapat membanjiri permukiman mereka dan menimbulkan korban jiwa serta kerugian materiil. Selain itu, warga juga menyoroti bahwa fondasi tangki sudah mengalami longsor, yang semakin menambah kekhawatiran akan stabilitas tangki tersebut.

Baca Juga: Emak-Emak Geram: Kasus Peredaran Minyak Goreng Tak Sesuai Takaran

Tanggapan PT Tirta Asasta dan Pemerintah Kota Depok

Menanggapi aksi protes warga, PT Tirta Asasta menyatakan bahwa pembangunan tangki air tersebut telah memenuhi standar keamanan dan melalui proses perencanaan yang matang. Mereka menegaskan bahwa tangki air dirancang dengan teknologi modern dan bahan berkualitas tinggi untuk memastikan keamanan operasionalnya. Namun, perusahaan juga menyatakan akan melakukan evaluasi dan inspeksi ulang terhadap struktur tangki untuk memastikan tidak ada potensi bahaya bagi warga sekitar.

Sementara itu, Wakil Walikota Depok, Chandra Rahmansyah, melakukan inspeksi mendadak ke lokasi pembangunan tangki air pada hari yang sama. Beliau bertemu dengan perwakilan warga dan manajemen PT Tirta Asasta untuk mendengarkan langsung keluhan dan kekhawatiran warga.

Chandra berjanji akan memfasilitasi dialog antara warga dan perusahaan untuk mencari solusi terbaik yang tidak merugikan kedua belah pihak. Beliau juga meminta PT Tirta Asasta untuk menghentikan sementara pembangunan tangki hingga ada kesepakatan bersama.

Analisis Risiko dan Keselamatan

Kekhawatiran warga terhadap potensi bahaya yang ditimbulkan oleh tangki air raksasa tersebut bukan tanpa alasan. Dalam sejarah, pernah terjadi insiden terkait tangki air yang menyebabkan kerugian besar. Misalnya, tragedi Situ Gintung pada tahun 2009, di mana tanggul penampungan air jebol dan menewaskan lebih dari 100 orang. Meskipun situasinya berbeda, namun trauma akan kejadian tersebut masih membekas di benak masyarakat, khususnya di wilayah Jabodetabek.

Dalam konteks ini, penting bagi PT Tirta Asasta dan pemerintah setempat untuk melakukan analisis risiko secara komprehensif. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Inspeksi Struktur dan Fondasi: Melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap struktur dan fondasi tangki untuk memastikan tidak ada kerusakan atau potensi bahaya. Jika ditemukan masalah, segera lakukan perbaikan atau penguatan.

  • Simulasi Kebocoran atau Kegagalan Struktur: Melakukan simulasi untuk mengetahui dampak jika terjadi kebocoran atau kegagalan struktur pada tangki. Hal ini dapat membantu dalam merencanakan langkah evakuasi dan mitigasi risiko.

  • Sosialisasi dan Edukasi Warga: Memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada warga mengenai langkah-langkah keamanan yang telah diambil. Edukasi mengenai prosedur darurat juga penting agar warga siap menghadapi situasi tak terduga.

  • Penyusunan Rencana Kontinjensi: Menyusun rencana darurat yang melibatkan berbagai pihak, termasuk warga, pemerintah, dan instansi terkait, untuk menghadapi kemungkinan terburuk.

Kesimpulan

Kasus ini menyoroti pentingnya partisipasi publik dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek infrastruktur, terutama yang berlokasi di dekat permukiman warga. Keterlibatan masyarakat sejak tahap perencanaan dapat membantu mengidentifikasi potensi masalah dan mencari solusi bersama. Selain itu, transparansi

Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang Berita Viral IBU IBU CANGGIH yang akan kami berikan setiap harinya.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *