Momen Curhat Zulhas Saat Olahraga, Alarm Harga Beras dari Ibu-Ibu
Momen curhat Zulhas saat berolahraga pagi menjadi sorotan ketika seorang ibu menanyakan, Pak, kok sekarang tidak gotong beras lagi.
Pertemuan ini menyoroti kekhawatiran masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, terhadap naik-turunnya harga beras dan kebutuhan pokok. Curhatan tersebut menjadi alarm bagi pemerintah untuk memastikan program operasi pasar dan stabilisasi harga pangan.
Berikut ini DUNIA IBU IBU CANGGIH INDONESIA akan memberikan informasi menarik lainnya tentang ibu-ibu.
Momen Curhat Saat Olahraga
Zulhas bercerita, ketika dirinya tengah berolahraga pagi, tiba-tiba seorang ibu mendekat dan menyapanya. Dengan nada setengah bercanda namun sarat makna, sang ibu bertanya, Pak, kok sekarang tidak gotong beras lagi Pertanyaan itu merujuk pada program operasi pasar dan pembagian beras murah.
Menurut Zulhas, pertemuan itu menjadi pengingat bahwa kebijakan pangan tidak bisa hanya berhenti di atas kertas dan rapat-rapat resmi. Ibu-ibu sebagai pengatur ekonomi keluarga merasakan langsung naik-turunnya harga beras, minyak goreng, gula, dan kebutuhan pokok lainnya.
Momen tersebut juga memperlihatkan bahwa sosok menteri tidak pernah benar-benar lepas dari sorotan publik, bahkan saat di luar jam kerja formal. Di ruang terbuka sekalipun, warga tetap memanfaatkan kesempatan untuk menyampaikan aspirasi dan harapan. Zulhas pun mengakui bahwa sapaan ibu-ibu itu menjadi alarm bahwa masyarakat.
Pesan Ibu-Ibu Soal Harga Beras
Curhatan Zulhas menguak realitas bahwa beras masih menjadi indikator utama rasa aman ekonomi bagi banyak keluarga. Ketika pasokan beras murah dari operasi pasar atau bantuan pemerintah tak lagi rutin terlihat, kecemasan langsung terasa di akar rumput. Ungkapan tidak gotong beras lagi menjadi simbol kekhawatiran.
Bagi ibu rumah tangga, selisih harga seribu-dua ribu rupiah per kilogram beras bisa berpengaruh besar terhadap pengeluaran bulanan. Situasi inilah yang membuat mereka peka terhadap perubahan kecil di pasar. Keluhan yang dilontarkan kepada Zulhas bukan sekadar nostalgia terhadap pembagian beras murah.
Dari sisi politik, suara ibu-ibu ini sering disebut sebagai alarm dini bagi pemerintah. Ketika keluhan mulai ramai terdengar di lingkungan pasar dan permukiman, artinya kebijakan di pusat belum sepenuhnya menjawab problem di lapangan. Curhat Zulhas menggambarkan tarik-menarik antara narasi keberhasilan pengendalian inflasi.
Baca Juga: Ratu Maxima Kagumi Solo dan Ketangguhan Ibu-Ibu Perajin Batik
Tanggung Jawab Pemerintah Jaga Harga Pangan

Melalui kisah tersebut, Zulhas sekaligus menegaskan bahwa menjaga stabilitas harga pangan adalah salah satu tugas utama pemerintah. Penyaluran beras melalui operasi pasar, program bantuan sosial, dan kerja sama dengan Bulog menjadi instrumen penting mengendalikan harga.
Peran Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bulog, hingga pemerintah daerah saling terkait dalam urusan stok dan harga beras. Koordinasi lintas lembaga dibutuhkan agar cerita seperti yang dialami Zulhas tidak sekadar jadi bahan curhat, tetapi berubah menjadi pemicu evaluasi kebijakan.
Curhat Zulhas juga menyiratkan bahwa komunikasi publik perlu diperkuat. Di satu sisi, pemerintah ingin menunjukkan bahwa berbagai program stabilisasi berjalan, di sisi lain masyarakat belum sepenuhnya merasakannya secara nyata. Tanpa transparansi dan sosialisasi yang baik.
Curhat Pejabat dan Aspirasi Warga
Fenomena pejabat yang curhat ke publik seperti Zulhas menunjukkan pola komunikasi politik yang lebih personal. Dengan membagikan cerita interaksi langsung dengan warga, pejabat ingin menunjukkan bahwa mereka mendengar keluhan dan dekat dengan rakyat.
Bagi ibu-ibu dan keluarga kecil, yang terpenting bukan hanya pengakuan bahwa harga beras jadi masalah, melainkan adanya solusi nyata di pasar. Curhat Zulhas bisa menjadi momentum untuk menguatkan program jangka pendek seperti operasi pasar dan jangka panjang seperti perbaikan tata niaga pangan.
Di era media sosial, cerita ringan seperti ini dengan cepat menyebar dan membentuk persepsi publik. Zulhas kini bukan hanya dipandang sebagai menteri yang mengurus regulasi, tetapi juga figur yang langsung diinterogasi warga soal beras di ruang publik. Tinggal bagaimana pemerintah menjawab cerita itu dengan langkah konkret.
Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang Berita DUNIA IBU IBU CANGGIH INDONESIA yang akan kami berikan setiap harinya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari money.kompas.com
- Gambar Kedua dari money.kompas.com