Miris, Remaja di Jambi Jebak Ibu Untuk Antar Sabu ke Lapas
Kasus mengejutkan terjadi di Jambi ketika seorang remaja tega menjebak ibunya sendiri untuk mengantarkan sabu ke dalam Lembaga Pemasyarakatan.

Salah satunya datang dari Jambi, di mana seorang remaja tega menjebak ibunya sendiri untuk mengantarkan sabu ke dalam Lembaga Pemasyarakatan. Peristiwa ini tidak hanya membuat publik geram, tetapi juga menunjukkan betapa luasnya jaringan peredaran narkoba hingga mampu menyusup ke lingkaran keluarga.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran DUNIA IBU IBU CANGGIH INDONESIA.
Awal Mula Peristiwa
Kasus ini bermula ketika aparat kepolisian menerima informasi mengenai adanya upaya penyelundupan narkotika jenis sabu ke salah satu Lapas di Jambi. Informasi tersebut menyebutkan bahwa sabu akan dibawa oleh seorang perempuan paruh baya yang diketahui adalah ibu dari salah satu warga binaan. Aparat kemudian bergerak cepat melakukan pengintaian.
Ibu yang tidak mengetahui bahwa dirinya sedang dijebak oleh sang anak ini, awalnya hanya diminta untuk membawa makanan dan beberapa barang kebutuhan pribadi untuk anaknya di dalam Lapas. Permintaan itu datang langsung melalui pesan yang ia terima dari ponsel, yang diyakininya berasal dari anak kandungnya. Tanpa curiga, ia menyiapkan semua permintaan tersebut.
Yang tidak ia sadari adalah, di antara barang-barang tersebut, terselip bungkusan kecil berisi sabu yang sengaja disembunyikan oleh sang anak atau pihak yang bekerja sama dengannya. Tujuannya jelas, agar barang haram tersebut bisa lolos masuk ke dalam Lapas.
Detik-Detik Penangkapan
Petugas yang sudah mendapatkan informasi sebelumnya, segera melakukan pemeriksaan begitu sang ibu tiba di gerbang Lapas. Awalnya, pemeriksaan dilakukan seperti prosedur biasa, namun kecurigaan muncul ketika salah satu barang bawaan terasa lebih berat dan berbeda dari seharusnya.
Setelah dibuka dan diperiksa secara mendalam, petugas menemukan bungkusan sabu yang terbungkus rapi di dalam kemasan barang bawaan tersebut. Temuan ini sontak membuat sang ibu terkejut dan panik. Ia mengaku sama sekali tidak tahu-menahu bahwa barang yang dibawanya mengandung narkotika.
Petugas kemudian membawa sang ibu ke kantor polisi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dari hasil interogasi, terungkap bahwa sang anak yang sedang menjalani hukuman di dalam Lapas adalah otak dari rencana ini. Ia memanfaatkan kepercayaan ibunya untuk menyelundupkan sabu, tanpa memberi tahu tujuan sebenarnya.
Pengakuan yang Mengiris Hati
Dalam pemeriksaan, sang ibu menangis dan berulang kali mengatakan bahwa dirinya hanya berniat membantu anaknya yang mengaku membutuhkan barang-barang tersebut. Ia merasa dikhianati karena anak yang ia besarkan dengan penuh kasih justru menjadikannya sebagai tameng untuk melakukan kejahatan.
Pengakuan sang ibu membuat petugas sekaligus prihatin dan geram. Kasus ini memperlihatkan bagaimana narkotika tidak hanya merusak individu yang mengonsumsinya, tetapi juga memutus tali kasih dalam keluarga. Bahkan, seorang anak bisa kehilangan empati hingga tega menjerumuskan orang tuanya demi keuntungan pribadi.
Baca Juga:
Tindakan Hukum yang Ditempuh

Kepolisian menegaskan bahwa proses hukum akan dilakukan secara tegas terhadap sang anak yang menjadi dalang dari upaya penyelundupan sabu ini. Ia akan dikenakan pasal berlapis terkait peredaran narkotika, yang ancamannya bisa mencapai hukuman seumur hidup.
Sementara sang ibu, setelah terbukti tidak mengetahui adanya narkoba di dalam barang bawaannya, dipulangkan dengan status sebagai saksi. Meski demikian, pengalaman pahit ini akan menjadi luka yang sulit terhapus bagi sang ibu, yang harus menerima kenyataan bahwa anaknya memanfaatkan dirinya untuk kejahatan.
Peran Sang Anak di Balik Jeruji
Sementara itu, pihak kepolisian yang berkoordinasi dengan pihak Lapas langsung mengamankan sang anak untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan. Dari hasil penyelidikan awal, diketahui bahwa ia terlibat dalam jaringan narkoba di dalam Lapas. Ia berkomunikasi dengan pihak luar untuk mengatur masuknya sabu, yang nantinya akan diedarkan kembali kepada sesama napi.
Modus ini sayangnya bukan hal baru. Peredaran narkoba di dalam Lapas kerap kali memanfaatkan keluarga atau kerabat sebagai kurir, karena dianggap lebih aman dan tidak mencurigakan. Namun, kali ini yang membuat publik terkejut adalah kenyataan bahwa pelaku tega melibatkan ibunya sendiri.
Reaksi Publik
Berita ini dengan cepat menyebar di media lokal dan media sosial. Banyak warga Jambi yang mengungkapkan rasa miris sekaligus marah terhadap perbuatan sang anak. Warganet mengecam keras tindakan tersebut dan menilai bahwa ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap kasih sayang orang tua.
Tidak sedikit pula yang mengkritik lemahnya pengawasan di Lapas, karena kasus seperti ini menunjukkan bahwa jaringan narkoba di dalam penjara masih bisa berjalan dengan mulus. Beberapa pihak mendesak agar dilakukan razia besar-besaran dan pemantauan ketat terhadap komunikasi napi dengan pihak luar.
Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang Berita Viral IBU IBU CANGGIH yang akan kami berikan setiap harinya.
- Gambar Utama dari www.detik.com