Veronica Tan Tunjukkan Pesona Baju Adat Karya Tenun Ibu-Ibu NTT
Veronica Tan kembali mencuri perhatian publik lewat penampilannya yang anggun dalam balutan baju adat berbahan kain tenun khas Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ketika ia tampil mengenakan busana berbahan kain tenun khas Nusa Tenggara Timur (NTT), ini bukan sekadar soal estetika. Ia memberikan penghormatan terhadap warisan budaya yang kaya dan mendukung karya tangan ibu-ibu penenun NTT yang selama ini bekerja penuh dedikasi.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran DUNIA IBU IBU CANGGIH INDONESIA.
Warisan Budaya yang Menyimpan Makna
Tenun NTT hadir dalam berbagai bentuk dan motif yang mencerminkan keberagaman suku seperti Rote, Manggarai, Lio, Dawan. Hingga Helong masing-masing memiliki pola khas yang tidak hanya estetik tetapi sarat simbolisme.
Studio seperti seluruh tenun suku Rote menggunakan ikat serta ti’i langga (topi khas dari daun lontar). Sementara motif songket Manggarai mengandung simbol keagungan dan status sosial serta digunakan dengan cara pemakaian spesifik. Di ranah lainnya, suku Lio punya ikat patola yang biasanya menampilkan motif flora, fauna, atau manusia, bahkan dipenuhi manik-manik untuk kelas bangsawan.
Lebih jauh, penggunaan tenun bukan hanya dalam upacara adat seperti pernikahan, kelahiran, atau kematian, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Tenun menjadi simbol identitas, alat komunikasi budaya, serta penggambaran sejarah bagi suatu komunitas. Melalui penggunaan tenun oleh tokoh seperti Veronica Tan, kain ini mendapatkan sorotan baru sebagai bagian tak terpisahkan dari modernitas yang tetap menghormati akar budaya.
Penguatan UMKM Lokal Lewat Tenun NTT
Tidak hanya mendukung warisan budaya, pengenaan busana tenun oleh figur publik seperti Veronica Tan juga memiliki efek signifikan terhadap pemberdayaan ekonomi. Seperti terlihat dalam berbagai inisiatif pemerintah dan lembaga lokal, dari pemberdayaan penenun hingga kebijakan pemakaian tenun oleh pegawai publik guna memperkuat pasar lokal.
Misalnya, kebijakan pegawai Kejaksaan Tinggi NTT mengenakan tenun setiap Jumat menunjukkan bentuk dukungan langsung terhadap industri tenun dan UMKM lokal. Sementara itu, kiprah desainer dan penenun tenun NTT telah merambah panggung nasional maupun internasional.
Panggung seperti Indonesia Fashion Week 2022 menyorot ragam motif tenun dari 22 kabupaten di NTT, mengangkat karya para penenun lokal ke pusat mode nasional. Bahkan lebih jauh, kain tenun NTT telah dibawa ke peragaan busana di panggung New York dan Paris Fashion Week. Memperlihatkan bagaimana karya ibu-ibu penenun mampu menarik perhatian dunia internasional.
Veronica Tan dengan penampilannya secara implisit mendukung ekosistem ini. Ia membawa perhatian orang pada nilai budaya sekaligus membuka peluang pasar baru dan apresiasi global terhadap tenun NTT.
Dalam konteks pemberdayaan perempuan, hal ini lebih dari simbol ini adalah uluran tangan konkret terhadap perempuan penenun yang setiap hari menenun untuk menopang ekonomi keluarga dan komunitas.
Baca Juga: Ibu Wapres Tampil Anggun Berbaju Adat Palembang di Peringatan HUT ke-80 RI
Menganyam Warisan Dengan Gaya

Selama perjalanan kariernya, Veronica Tan selalu menunjukkan citra elegan yang menyatu dengan identitas nasional sering tampil sederhana namun bermakna. Ketika ia mengenakan tenun NTT, bukan hanya gaya yang menjadi sorotan. Melainkan nilai sejarah yang dibawa kain itu ke muka publik.
Tenun yang dipilih selalu tampak cerah, kuat, dan sarat makna menggambarkan semangat hidup, keberanian, kemakmuran, dan kedekatan dengan alam, sesuai filosofi warna-warna dalam tenun NTT. Ini memperlihatkan bagaimana warisan budaya bisa terasa relevan di zaman modern. Bila ditampilkan dengan kesadaran dan rasa hormat terhadap asal-usulnya.
Veronica Tan menjadi simbol perpaduan antara modernitas dan identitas tradisional perempuan yang berkecimpung di pemerintahan, bisnis, dan sosial namun tetap mengenakan tenun sebagai pernyataan bahwa akar budaya tetap menjadi bagian penting dari identitas bangsa.
Tenun NTT Lewat Lensa Veronica Tan
Melalui penampilannya yang menawan dengan baju adat karya tenun ibu-ibu NTT. Veronica Tan semakin memperteguh posisi kain tenun sebagai simbol budaya, spiritualitas, dan pemberdayaan. Tenun bukan sekadar kain, melainkan cerita panjang tentang leluhur, alam, dan komunitas yang diwariskan dan dirawat secara turun-temurun oleh perempuan.
Ia menjadi media komunikasi visual yang kuat memperkenalkan nilai-nilai lokal pada audiens luas, merangkul warisan budaya sebagai bagian dari identitas modern. Sekaligus memperkuat ekonomi kreatif dan usaha lokal yang bergantung pada keahlian penenun.
Langkah kecil seperti mengenakan tenun bukan hanya menyapa budaya. Tetapi juga mendukung pelaku budaya yang selama ini berada di balik keindahan kain yang kita lihat.
Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang Berita Viral IBU IBU CANGGIH yang akan kami berikan setiap harinya.
- Gambar Utama dari nasional.kompas.com
- Gambar Kedua dari www.idntimes.com