Petik Jagung 8 Jam, Emak-Emak di Banyuwangi Bahagia Dalam Panen Raya

Banyuwangi kembali menunjukkan semangatnya dalam mendukung ketahanan pangan melalui panen raya jagung yang melibatkan peran aktif emak-emak sebagai pelaku utama di lapangan.

Emak-Emak Dalam Panen Raya

Para wanita paruh baya ini bekerja keras selama delapan jam sehari memanen jagung di lahan pertanian seluas puluhan hektar dengan penuh antusiasme dan kebahagiaan. Keterlibatan mereka tidak hanya memberikan penghasilan tambahan, tetapi juga mempererat ikatan sosial dalam komunitas tani.

Di bawah ini akan membahas bagaimana panen jagung ini menjadi momentum penting bagi kesejahteraan dan pemberdayaan emak-emak di Banyuwangi.

tebak skor hadiah pulsa  

Panen Jagung Bersama Emak-Emak di Banyuwangi

Sejumlah emak-emak yang tergabung dalam kelompok tani Rukun Makmur di Banyuwangi tengah sibuk memanen jagung di lahan seluas 10,4 hektar di desa Papring, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur. Panen ini adalah bagian dari panen raya jagung tahap pertama yang dilaksanakan oleh Polresta Banyuwangi di lahan milik Perhutani Sumber Dilem.

Para petani wanita ini bekerja mulai pukul tujuh pagi hingga tiga sore, dengan upah harian sebesar Rp 70 ribu. Pekerjaan tersebut mereka lakukan di bawah terik matahari yang panas. Mengenakan caping dan pakaian panjang untuk melindungi diri dari sengatan sinar matahari. Mereka memanen jagung satu per satu, mengumpulkan hasil panen ke dalam karung, kemudian secara bergiliran memasukkan jagung ke mesin penggiling.

Salah satu petani, Siti Salamah, mengungkapkan rasa syukurnya karena mendapatkan pekerjaan dengan upah yang lebih besar dibandingkan pekerjaannya sehari-hari sebagai buruh petik kopi. “Sehari dapat (upah) Rp 70 ribu. Kerja mulai jam tujuh pagi sampai jam tiga sore” kata Siti sambil tersenyum malu. Upah tersebut rencananya akan ia kumpulkan sebagai tabungan setelah sebelumnya terkuras untuk keperluan Lebaran.

Baca Juga: Tupperware Pamit Dari Indonesia Setelah 33 Tahun Jadi Idola Ibu-Ibu

Dukungan Polresta Banyuwangi Dalam Ketahanan Pangan

Emak-Emak Dalam Panen Raya

Polresta Banyuwangi memainkan peran penting dalam mendukung pertanian jagung sebagai bagian dari Gugus Tugas Ketahanan Pangan. Polisi ikut mendampingi petani mulai dari proses penanaman yang dimulai pada Desember 2024, perawatan tanaman, hingga panen di lahan seluas total 38 hektar.

Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, menjelaskan bahwa hasil panen diperkirakan mencapai 5-6 ton jagung per hektar. Untuk penyerapan hasil panen, Polresta bekerja sama dengan Bulog Banyuwangi. Dan apabila hasil jagung belum memenuhi kriteria, koordinasi akan dilakukan dengan para pedagang.

Panen raya jagung akan terus digalakkan dengan target penanaman seluas 650 hektar di seluruh Banyuwangi. Sampai saat ini, sejak Desember 2024 hingga Januari 2025, telah tertanam jagung di lahan seluas 300 hektar. Dengan wilayah terluas di Kecamatan Glenmore yang dijadwalkan panen raya pada Mei.

Untuk mencapai target ini, polisi berkolaborasi dengan Perhutani dan PTPN dalam menginventarisasi lahan-lahan produktif yang belum termanfaatkan serta menggandeng kelompok tani agar aktif menanam jagung di lahan tersebut. Selain itu, bantuan untuk pengajuan pupuk dan bibit ke Kementerian Pertanian juga disalurkan melalui dinas terkait dengan pendampingan dari pihak kepolisian.

Prospek Pertanian Jagung di Banyuwangi

Jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang menjadi fokus pemerintah daerah dalam menggalakkan ketahanan pangan. Dengan wilayah penanaman yang terus bertambah, optimisme kepala kepolisian setempat dan petani semakin besar.

Pendampingan yang dilakukan oleh Polresta Banyuwangi dalam berbagai tahap budidaya jagung menjadi contoh. Baik bagaimana sinergi antara aparat keamanan dengan kelompok tani dapat meningkatkan hasil produksi dan kesejahteraan petani.

Selain upaya penanaman dan panen yang massif, juga terdapat koordinasi penyerap hasil yang terstruktur dengan melibatkan Bulog dan jaringan pedagang lokal demi stabilitas harga dan distribusi jagung.

Dengan target total penanaman mencapai 650 hektar, diharapkan hasil panen jagung Banyuwangi bisa meningkat secara signifikan. Membawa dampak positif terhadap ekonomi masyarakat lokal dan mendukung ketahanan pangan nasional.

Upaya panen jagung selama delapan jam sehari oleh emak-emak di Banyuwangi bukan hanya menyuguhkan kerja keras. Tetapi juga kegembiraan dan manfaat nyata bagi mereka yang terlibat. Dukungan berbagai pihak, terutama Polresta Banyuwangi, menunjukkan komitmen bersama untuk memajukan sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi daerah.

Semoga keberhasilan panen jagung ini menjadi inspirasi untuk pengembangan pertanian berkelanjutan di masa depan. Hal ini sekaligus mengingatkan bahwa pekerjaan pertanian dapat menjadi ladang penghidupan yang membahagiakan apabila dikelola dengan baik, didukung sinergi, dan memberikan manfaat sosial bagi banyak orang.

Artikel ini membuktikan betapa pentingnya peran serta komunitas, dukungan pemerintah. Dan harmonisasi kerja dalam mencapai keberhasilan panen raya yang konkret dengan dampak positif bagi masyarakat lokal Banyuwangi. Semoga cerita bahagia para emak-emak yang ikut panen jagung ini dapat menjadi motivasi dan contoh pengembangan sektor pertanian Indonesia.

Simak dan ikuti terus DUNIA IBU IBU CANGGIH INDONESIA agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari surabaya.kompas.com
  2. Gambar Kedua dari mataraman.tribunnews.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *