Tangis Ibu Pecah! Anak Geng Motor Sujud di Kaki, Minta Maaf
Isak tangis pecah saat para pelajar yang terlibat geng motor dipertemukan dengan orang tua mereka di aula penuh haru dan penyesalan.

Para ibu tak kuasa menahan air mata melihat anak-anak mereka harus berurusan dengan hukum akibat pergaulan yang salah.
Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran DUNIA IBU IBU CANGGIH INDONESIA.
Pertemuan Penuh Haru di Kantor Polisi
Pada Sabtu (11/10/2025) sore, suasana haru menyelimuti aula Mako Polsek Jambi Timur. Sembilan pelajar yang terlibat dalam aksi tawuran dan membawa senjata tajam jenis egrek dipertemukan kembali dengan orang tua mereka. Pertemuan ini diadakan setelah pihak kepolisian memanggil para orang tua untuk memberikan pembinaan langsung kepada anak-anak mereka yang diamankan sebelumnya.
Aula yang semula tenang berubah menjadi penuh isak tangis ketika para pelajar bersujud di kaki orang tua mereka. Sambil menangis, mereka memohon maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan serupa. Beberapa ayah terlihat berusaha menahan emosi, sementara para ibu tak kuasa menahan air mata saat mengusap kepala anak-anak mereka yang menyesal. Momen penuh haru ini berlangsung sekitar 15 menit dan meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang hadir.
Peristiwa seperti ini bukan pertama kali terjadi. Kasus serupa pernah terjadi di Bogor pada tahun 2022, ketika anggota geng motor memohon maaf kepada orang tua mereka dan mendeklarasikan pembubaran kelompoknya. Di Jambi pun, ada kasus serupa di mana seorang anggota geng motor mencium kaki ibunya setelah ditangkap polisi, menunjukkan penyesalan yang mendalam dan keinginan untuk memperbaiki diri.
Pesan Kapolsek dan Komitmen Pengawasan Orang Tua
Kapolsek Jambi Timur, AKP Edi Mardi, menutup pertemuan dengan pesan penting bagi para orang tua. Ia mengingatkan agar mereka lebih memperhatikan aktivitas anak, terutama saat berada di luar rumah. Orang tua diminta tidak ragu menegur, mencari, atau menelpon anaknya bila belum pulang hingga larut malam.
Selain itu, Edi Mardi menekankan pentingnya komunikasi terbuka antara orang tua dan anak. Di era digital, menurutnya, orang tua harus aktif memantau ponsel dan media sosial anak untuk mencegah mereka tergabung dalam kelompok berbahaya. Ia menegaskan, hampir semua aktivitas anak kini dapat dipantau melalui gawai, sehingga peran keluarga menjadi benteng utama dalam pencegahan kenakalan remaja.
Salah satu orang tua yang hadir juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas perilaku anaknya. Ia berjanji akan lebih mengawasi pergaulan dan kegiatan anak di masa mendatang. Sebagai tindak lanjut, pihak kepolisian mewajibkan para pelajar yang terlibat untuk rutin melapor ke Polsek Jambi Timur, serta akan memanggil pihak sekolah agar turut mengawasi perilaku mereka.
Baca Juga: Keseruan Lomba Numbuk Uli Ibu-Ibu di Pekan Kebudayaan Depok
Dampak Emosional dan Harapan Keluarga

Momen sujud dan permohonan maaf tersebut meninggalkan dampak emosional yang mendalam, baik bagi anak maupun orang tua. Bagi para ibu, melihat anak mereka bersimpuh di kaki dengan tangisan penyesalan menjadi pengalaman yang sangat menyentuh. Tangis dan pelukan menjadi bukti kuat bahwa kasih sayang orang tua tidak pernah hilang, meski anak mereka melakukan kesalahan.
Peristiwa seperti ini menggambarkan sisi kemanusiaan dari proses penegakan hukum terhadap pelajar. Hukuman memang diperlukan, namun pendekatan emosional dan kekeluargaan juga memiliki efek besar dalam menyadarkan mereka. Banyak anak yang setelah kejadian seperti ini benar-benar berubah dan meninggalkan pergaulan buruknya.
Harapan besar muncul dari para orang tua agar anak-anak mereka bisa kembali ke jalan yang benar. Polisi, keluarga, dan sekolah diharapkan dapat bekerja sama menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung pembinaan moral remaja. Dengan pengawasan yang baik dan komunikasi yang terbuka, peristiwa serupa dapat dicegah di masa mendatang.
Pembubaran Geng Motor dan Harapan Perubahan
Penangkapan anggota geng motor sering menjadi titik balik untuk berhenti dan memulai hidup baru. Di Bogor dan Makassar, mereka bersujud di kaki orang tua, menandatangani pernyataan, dan berjanji tidak mengulangi perbuatan serupa.
Peristiwa di Jambi diharapkan memberi efek serupa, menjadi simbol kebangkitan moral bagi pelajar yang sempat tersesat. Permintaan maaf di depan orang tua menjadi langkah awal menuju perubahan diri.
Dengan dukungan polisi, orang tua, dan sekolah, pembinaan karakter dapat berjalan lebih baik. Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran bagi remaja agar menjauhi kekerasan dan fokus pada masa depan.
Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang Berita Viral IBU IBU CANGGIH yang akan kami berikan setiap harinya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari kompas.com
- Gambar Kedua dari detik.com