Sulit Akrab Dengan Mertua? Ini Alasan dan Solusi Bangun Harmoni Keluarga
Hubungan antara menantu perempuan dan ibu mertua kerap penuh dinamika, dengan sebagian menantu merasa sulit akrab dan kesulitan menjalin komunikasi hangat.

Fenomena ini bukan sekadar mitos atau drama sinetron, tetapi juga nyata terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, apa sebenarnya penyebab di balik sulitnya menjalin hubungan yang akrab antara menantu perempuan dan ibu mertua?
Artikel DUNIA IBU IBU CANGGIH INDONESIA ini akan membahas beberapa alasan utama yang membuat hubungan tersebut seringkali menimbulkan ketegangan dan konflik.
Perebutan Kendali Dalam Rumah Tangga
Salah satu penyebab utama sulitnya hubungan menantu perempuan dengan ibu mertua adalah masalah perebutan kendali dalam pengelolaan rumah tangga. Dalam banyak keluarga, ibu mertua sudah terbiasa dengan cara tertentu dalam mengambil keputusan mengenai pengelolaan rumah, mulai dari mengurus rumah hingga mengasuh anak.
Ketika menantu perempuan masuk ke dalam keluarga tersebut, hadirnya sudut pandang baru tentang pengelolaan rumah tangga sering kali menimbulkan benturan. Ibu mertua yang sudah terbiasa dengan cara lama mungkin melihat perubahan ini sebagai bentuk gangguan, sementara menantu perempuan yang ingin mandiri dan memiliki metode berbeda merasa dikritik dan diawasi.
Ketidaksepahaman mengenai cara pengelolaan rumah tangga seperti ini bisa menjadi pemicu utama terjadinya percekcokan antar keduanya.
Perbedaan Latar Belakang dan Cara Pandang
Perbedaan latar belakang termasuk budaya, pendidikan, dan kebiasaan hidup menjadi faktor signifikan lainnya dalam hubungan menantu dan ibu mertua. Masing-masing dari mereka membawa cara pandang dan nilai yang berbeda dalam menjalani kehidupan, terutama terkait dengan pola asuh anak, tradisi keluarga, dan cara berkomunikasi.
Ibu mertua biasanya memiliki ekspektasi tertentu berdasarkan pengalaman dan budaya yang dianut, sedangkan menantu perempuan mungkin membawa pendekatan yang lebih modern atau berbeda. Perbedaan ini kadang sulit disatukan sehingga memunculkan kesalahpahaman dan ketegangan.
Memahami bahwa setiap pihak memiliki peran penting dan saling membutuhkan proses adaptasi adalah kunci untuk mengatasi masalah ini.
Peran Emosional dan Perasaan Cemburu
Ketegangan antara menantu dan ibu mertua juga sering dipicu oleh perasaan emosional yang kompleks. Ibu mertua bisa merasa cemburu atau khawatir bahwa perhatian anak laki-lakinya kini lebih banyak tertuju pada menantu dan keluarga baru mereka, sehingga posisinya dalam kehidupan anaknya berkurang.
Sebaliknya, menantu perempuan bisa merasa terancam dengan ketidakseimbangan perhatian antara ibu mertua dan pasangannya. Perasaan seperti ini bisa menimbulkan persaingan yang kurang sehat, memicu konflik hingga memburuknya hubungan antar keduanya.
Penting untuk saling memahami bahwa peran ibu mertua dan menantu berbeda, dan keduanya tetap memiliki tempat yang berharga dalam kehidupan anak laki-laki tersebut.
Kritik dan Pengawasan yang Sering Terjadi
Ibu mertua biasanya sangat perhatian terhadap bagaimana menantu perempuan mengelola rumah tangga, termasuk cara membersihkan rumah, mengasuh anak, dan memegang peranan sebagai istri. Namun, perhatian ini terkadang berubah menjadi kritik yang berlebihan, apalagi jika cara menantu berbeda dari apa yang biasa dilakukan oleh ibu mertua.
Kritik yang berulang dan pengawasan terus-menerus ini dapat membuat menantu merasa tidak dihargai, kurang dipercaya, dan bahkan tertekan. Di sisi lain, ibu mertua mungkin hanya ingin memastikan anaknya dan cucunya dirawat dengan baik, walaupun cara penyampaiannya terkadang kurang bijaksana.
Adaptasi Peran dan Masa Transisi

Konflik antara menantu perempuan dan ibu mertua juga sering muncul karena masa adaptasi yang belum optimal. Menantu pertama biasanya membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan keluarga suami, begitu pula ibu mertua yang harus belajar melepaskan peran utama dalam hidup anaknya.
Masa transisi ini kadang menimbulkan ketegangan karena ada kekhawatiran dan ketidakpastian tentang peran masing-masing dalam keluarga baru tersebut. Dengan kesabaran dan pengertian, proses adaptasi ini dapat berjalan lebih lancar dan hubungan yang harmonis bisa terbangun.
Cara Membangun Hubungan yang Lebih Baik
Walaupun banyak faktor yang menyebabkan hubungan menantu perempuan dan ibu mertua sulit akrab, tidak berarti masalah ini tidak bisa diperbaiki. Ada beberapa langkah efektif yang bisa dilakukan demi membangun hubungan yang harmonis dan saling menghargai:
- Komunikasi Terbuka: Saling berbicara secara jujur dan terbuka mengenai perasaan, harapan, dan batasan dalam hubungan dapat mengurangi salah paham.
- Menghargai Perbedaan: Menerima bahwa setiap pihak memiliki latar belakang dan cara berbeda sehingga perlu ada kompromi.
- Menetapkan Batasan: Bicarakan dan sepakati batasan yang sehat agar tidak ada satu pihak merasa terganggu dalam kehidupan keluarga inti.
- Saling Menghargai dan Memberi Dukungan: Membangun empati dan pengertian dengan mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda.
- Melibatkan Pasangan: Peran suami sebagai penengah sangat penting dalam menjembatani komunikasi antara menantu dan ibu mertua.
- Membangun Kenangan Positif: Melakukan aktivitas bersama seperti makan, piknik, atau jalan-jalan yang bisa mempererat ikatan.
- Sabar dan Toleran: Perubahan hubungan tidak terjadi instan, melainkan memerlukan waktu dan kesabaran dari semua pihak.
Menjadi Menantu yang Dicintai oleh Mertua
Selain melakukan pembenahan dari kedua sisi, menantu perempuan juga dapat mengambil peran aktif dalam memperbaiki suasana dengan cara:
- Tidak terlalu terbawa emosi dan tidak mengambil hati kritik yang tidak membangun.
- Memberi pujian yang tulus kepada ibu mertua, misalnya dalam hal memasak, atau meminta saran tentang hal-hal kecil sehingga ibu mertua merasa dihargai.
- Mengajak ibu mertua untuk melakukan kegiatan bersama agar semakin mengenal dan memperkuat ikatan.
Kunci utama dalam hubungan ini adalah kesediaan untuk saling memahami, menurunkan ego, dan membangun komunikasi yang positif. Hubungan yang baik dengan ibu mertua dapat membawa keharmonisan dalam rumah tangga dan mendukung kebahagiaan keluarga besar.
Kesimpulan
Sulitnya menjalin kedekatan antara menantu perempuan dan ibu mertua bukanlah hal yang langka. Penyebabnya sangat beragam, mulai dari perebutan kendali dalam rumah tangga, perbedaan latar belakang budaya dan nilai, perasaan cemburu, hingga kritik dan pengawasan yang berlebihan.
Namun, dengan komunikasi terbuka, pengertian, dan usaha dari kedua belah pihak, hubungan yang harmonis sangat mungkin tercapai. Peran suami sebagai mediator serta kesabaran dalam masa adaptasi menjadi aspek penting yang tak boleh diabaikan. Memahami dan menghargai perbedaan adalah fondasi untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Menjalin hubungan baik dengan ibu mertua tidak hanya mendukung keharmonisan rumah tangga, tapi juga memperkuat ikatan keluarga besar yang menjadi sumber cinta dan dukungan bagi setiap anggota keluarga. Simak dan ikuti terus DUNIA IBU IBU CANGGIH INDONESIA agar Anda tidak ketinggalan berita informasi menanarik lainnya setiap hari.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari kumparan.com
- Gambar Kedua dari harian.disway.id